Minggu, 17 Maret 2013

Hujan Bercerita


16/03/2013
16:30
Air turun dengan derasnya, menciptakan lebih banyak lagi genangan-genangan air. Kaki-kaki kecil dengan tubuh menggigil berlarian kesana kemari dihadapan saya , sedari tadi mereka menunggu di depan pintu sebuah pertokoan. Tanpa lelah dengan nada sedikit gemetar menahan dinginnya air hujan "payung mbak?, payung Bu?, payung Pak?", .

Menjajari langkah setiap orang yang baru keluar dari pertokoan tersebut  berharap satu dari orang-orang itu mau menggunakan jasa mereka dan mendapatkan seribu atau dua ribu rupiah.

Di sisi lain, para supir angkot di seberang jalan saling berteriak memecah derasnya hujan, mencari penumpang untuk mengejar setoran. Beberapa orang yang baru keluar dari kantor, bertahan dengan payung mereka, berdiri di pinggir jalan menunggu kendaraan yang bisa membawa mereka pulang bertemu dengan kehangatan keluaraga.
Dan diri saya terbawa oleh simphony yang ditawarkan oleh hujan pada masa lalu, pada kenangan yang kemudian menghadirkan kerinduan...

Di setiap hujan menyimpan cerita dengan bahasanya sediri bagi masing-masing orang, tentang kerinduan, kesendirian, ke khawatiran, perjuangan, kebahagiaan atau bahkan kehangatan.