Sabtu, 26 November 2011

Saranghae


Kring…..kring……

Bel jam istirahat  berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas menuju kantin untuk menyumpal mulut cacing – cacing yang ada di perut mereka yang sedari tadi pagi demo menuntut jatah sarapannya,

  “Ay,ke kantin yuk??”,ajak Rina teman sebangku ku.

  ”Ngga’ ah rin ,gue udah sarapan tadi pagi”,jawabku menolak ajakannya.

  ”ya udah deh klo gitu,nanti klo udah bel masuk loe sms guew za!”.

  ”ok.”

Berada di kelas sendirian membuatku bosan juga ,lalu aku putuskan untuk ke perpustakaan.Jarak antara perpustakaan dengan ruang kelasku memang tidak terlalu jauh hanya dipisahkan dengan lapangan basket,Terik udara siang hari itu memaksaku mengenrenyitkan mata saat melewati lapangan basket,
uh...panas juga ya.... keluhku dalam hati.

Sesampainya di perpustakaan aku memilih duduk di bangku paling pojok lalu menyalakan heasdsetku untuk memutar sebuah lagu,dengan sebuah buku di tanganku yang di bagian sampulnya tertulis ”Fairish”.

  wae nae nunpe natana

  wae nega jakku natana

  du nuneul gamgo nuumyeon

  wae ne olguri tteoolla…….


  “Ay…..,Ayu……Ayuuuuuu….!!!!

Dug….

Sebuah buku Matematika mendarat di kepalaku.

  “Aduh,apaan sih????”,kataku protes karena ketenanaganku mendengarkan musik diganggu oleh Rina.

  “ Loe sih, dari tadi gue panggil-panggil sampe tenggorokkan kering nggak nyaut-nyaut,

Lagi ngapain sih??”

  “ Ya loe juga ,uda tau lagi pake’headset , mana gue denger”

  ”Nah loh ... kok jadi gue yang salah ?!, ehm ....tau dech loe pasti lagi dengerin lagu   korea kan?”

  ”hehehe .... ya dong,”

  ”Apa sih bagusnya lagu korea ay????belakangan ni pada kena korean fever semua, boyband ma gilrband ju pada bermuculan”

  ”wah jangan salah,musik korea tu keren nggak kalah sama musik barat favorit loe tu , lagian orangnya juga pada ganteng-ganteng dan cantik-cantik, klo sekarang banyak muncul boyband sama girlband soalnya ketenaran artis – artis korea uda mengispirasi mereka,lagian gue suka sama musik korea sama drama korea juga uda lama dan.......”

  ”sssst,.....gue nanyanya dikit kenapa loe jawabnya kaya’ bacain undang-undang gitu???”,kata Rina sambil menutup mulutku dengan tangannya.

Tiba-tiba saja Bu Ani yang menjaga perpustakaan sudah ada di samping kami.Dan di wajahnya seolah tertulis ”JANGAN BERISIK!!”.Ternyata semua yang ada di perpustakaan menoleh ke arah kami, mereka merasa terganggu dengan ulah kami barusan. Aku dan Rina hanya tersenyum kecil pada Bu Ani dan minta maaf kemudian kami keluar dari perpustakaan.

  “Gara-gara loe nih Ay”

  “Enak aja yang mulai duluan kan loe”,kataku..

  ”Aduh…..gue lupa lagi,tadi itu niat gue nyariin loe kan buat nyampain pesen dari Bu Tanti ,loe di suruh ke ruangannya.Katanya sih nyokap loe ada di sana”.

  “Ngapain nyokap gue di ruang kesiswaan???”

  “ya mana gue tau,udah deh cepetan sana”

            Setibanya di perpustakaan aku hanya bertemu dengan Bu Tanti, Yang kemudian mempersilahkanku duduk.

  “Rina tadi mengatakan pada saya untuk ke ruangan ibu menemui ibu dan mama”,aku mulai bertanya ,karena tidak menemukan mama sdi ruagan Bu Tanti.

  “ya,memang benar, tapi mama kamu sudah pulang karena urusan pekerjaan”.

  ”Maaf sebelumnya bu,kalo boleh saya tahu sebenarnya ada kepentingan apa mama menemui ibu??”tanyaku penasaran.

  ”Mama kamu mau mengurus dokumen – dokumen kepindahan sekolah”

  ”Pindah??!!”Tanyaku tidak percaya yang sebenarnya kutujukan untuk diriku sendiri.
  ”Lho memangnya kamu tidak tahu??”

  ”.........”aku hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban.

Kring......kring.....

Bel tanda masuk jam pelajaran terakhir  sudah berbunyi, aku keluar dari ruangan Bu Tanti dengan lesu dan bertanya-tanya kenapa mama mau memindahkan sekolahku??

 dan akan dipindahkan ke mana??

Selama pelajaran aku duduk gelisah,ingin cepat-cepat pulang dan menemui mama menanyakan kebenaran dari apa yang disampaikan Bu Tanti padaku.

  ”loe kenapa sih Ay, kayaknya gelisah banget??”,tanya Rina curiga.

  ”Nggak papa ko’,gue cuma pengen cepet pulang aja”,kataku berbohong.

  ”Ouh...kirain,Sabar lah tinggal 10 menit lagi”

            Akhirnya bel yang aku tunggu – tungg dari tadi berbunyi juga.

  ”Rin,gue dulan ya,ada urusan penting nih,da….”,kataku pada Rina sambil berlalu.

  “Ok, besok jangan lupa bawa katak buat praktikum biologi”,sambil berteriak.

  ”Ya....”


  ”Mang bisa lebih cepet nggak nyetirnya”,kataku tisdak sabar

Akhirnya sampai juga di depan rumah. Dengan cepat aku mencari mama yang kutemukan duduk di taman belakang rumah.

  ”Memang benar apa yang di katakan Bu Tanti, mama menemui beliau untuk mengurus dokumen kepindahan kamu”.itu jawaban mama ketika aku menanyakannya.

  ”Kenapa mama nggak bicara dulu sama aku”

  ”Sebenarnya tadi mama mau mengatakannya secara  langsung tapi ada urusan pekerjaan yang mendadak ,”

  ”Nggak ,pokoknya aku nggak mau pindah”

  ”Sayang, kita harus pindah ,papa dan mama sudah memutuskan untuk pindah ke Bali dan menetap di sana untuk mengurus resort nenek yang ada di sana ,kamu tahu kan kakek sudah meninggal??”

  PINDAH....KE BALI ???

Huft.....aku terduduk lemas di kursi santai yang ada di sebelah mama.Tidak habis pikir akan keegoisan mama dan papa yang mengambil keputusan tanpa melibatkanku.

  ”Pokoknya aku nggak mau, aku mau tetep disini ,terserah kalo mama sama papa mau pindah ke Bali”

  ”Ayolah ayu,mama minta maaf  karena sudah bersikap egois, itu semua terpaksa mama lakukan karena mama tau kamu akan menolak sejak awal kalo kamu tau rencana ini, mama tidak bisa membiarkan kamu tinggal sendirian di Jakarata kita tidak punya saudara untuk menitipkan kamu”.

  ”Kan aku bisa tinggal dengan Bi Ijah dan Mang Ujang ma”

  ”Itu tidak mungkin,mereka kan punya keluarga yang harus di urus mereka tidak mungkin menemani kamu di sini setiap hari”

  ”Pokoknya sekali nggak tetep nggak”.Kataku sambil berlalu dari hadapan mama dan menuju ke kamar untuk berganti pakaian, sebenarnya di dalam hati aku membenarkan apa yang di katakan mama bahwa aku tdak mungkin tinggal di rumah ini dengan Bi Ijah dan Mang Ujang yang juga memiliki keluarga sendiri.Tapi aku tidak mau pindah ke Bali, meninggalkan Rina dan semua yang ada disini.

”Ahhhhhhhhhhhh.........aku menjerit keras dalam hati.

            Setelah mandi dan berganti pakaian aku memutuskan mengunci diri di kamar sebagai bentuk penolakanku atas keputusan papa dan mama,saat jam makan malam tiba Bi Ijah yang mengetuk pintu kamarku dan menyurhku turun untuk makan malam, tapi aku diam saja tidak bergerak sesdikit pun dari tempat tidurku.Lalu terdengar suara mama.

  ”Bagaimana bi?”

  ”Masih tetep nggak mau keluar nya”

  ”Ya sudah biar saya saja, bibi ke dapur aja”

  “Baik nya”

            Berkali – kali mama merayuku untuk turun dan makan tapi aku tidak mendengarkannya, kututp kedua telingaku dengan bantal.

  “Ayu ayo buka nak jangan kayak anak kecil begini dong sayang ,kalo kamu nggak makan nanti kamu sakit lho”

            Tidak kuhiraukan perkataan mama sampai akhirnya aku tertidur pulas. Pagi Hari saat aku terbangun aku merasa tidak lagi ada di kamarku, melainkan di satu tempat yang asing ramai dengan orang – orang duduk di kursinya masing-masing sementara perempuan – perempuan cantik berseragam sibuk memberikan penjelasan tentang prosedur keselamatan.  .
Setelah beberapa lama aku sadar sedang berada di dalam pesawat.pantas saja selama aku tidur seperti ada yang mengangkat tubuhku. Ternyata papa benar-benar menjalankan keputusannya tanpa menghiraukan pendapatku sama sekali.
  “Hei,sudah bangunya”.kata papa menyapaku.

Aku diam tidak mengatakan sepatah kata pun, karena akan percuma saja aku tidak mungkin lari dari dalam pesawat yang akan take off .

Saat sampai di bandara Ngurah Rai Bali dan selama perjalanan menuju rumah nenek aku hanya diam tidak berbicara sepatah kata pun mama yang tau pasti akan tabiatku juga tidak mengatakan apa-apa karena tau akan percuma mengajakkku bicara dalam keadaan seperti ini .Satu- satunya hal yang aku lakukan adalah menghubungi Rina dan menceritakan semuanya, awalnya dia memaki-maki aku yang tidak memberitahunya dari awal tapi akhirnya dia bisa menerimanya.

Mama memindahkan sekolahku di SMA Widyatama yang jaraknya hanya satu kilometer dari rumah nenek di hari pertama kepindahanku ke sekolah yang berjalan dengan mulus tidak seperti yang aku bayangngkan sebelumnya, pulang sekolah aku memutuskan berjalan kaki Udara di Bali siang itu sedang panas terik walaupun tidak sepanas di Jakarta tetapi itu berhasil juga membuatku kehausan. Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling mencari toko atau warung yang menjual minuman dingin.Aku pun menuju salah satu toko yang lebih mirip mini market dan megambil sebotol minuman digin dan membayarnya ,aku terbius oleh pemandangan yang adsa di depan mataku.Dari tempat dan posisiku berdiri aku melihat seorang kasir yang saat berada di depan kasir aku kaget alang kepalang laki-laki yang ada di depan yang kuperkirakan berusia 20 tahunan ini Oh My God dari bola matanya yang hitam dan sipit itu saja aku sudah bisa tau kalo dia dia jelas – jelas bukan orang indonesia ,kulitnya putih bersih justru semakin memperjelasnya dan kacamatanya itu aduh  menambah dia semakin terlihat ganteng dan jenius ,dari posisiku sekarang aku bisa menebak kira-kira tingginya sekitar 180 cm. Pandanganku beralih pada name tag yang ada di saku sebelah kanan kaos hitam yang dipakainya tertulis dengan jelas disana  ”Kim Song Hyun”

Hah......aku nyaris saja berteriak tapi hanya  sampai tenggorokkan

”Aku nggak lagi mimpi  kan???........”, kataku dalam hati.

entah sudah berapa lama aku diam karena sibuk dengan pertanyanku sensdiri sampai akhirnya,

”Hei,.....”sambil mengayunkan tangannya di depan wajahku.

”eh.....”,hanya kata itu yang pertama kali keluar saat kesasdaranku aku dapatkan kembali.
”Jadi bayar atau tidak?”

”Oh ini ”aku mengambil 3 lembar uang 3 ribuan di saku bajuku dan ku berikan kepanya sambil tidak lepas memandangi wajahnya karena aku masih tidak percaya ada orang korea yang nyasar ke sini. Sampai – sampai aku tidak sadar jika uang yang aku berikan tadi kurang karena minuman yang aku ambil itu harganya 5 ribu.

”Kurang 2 ribu”

Aku mencari dompetku di dalam tas ,sialnya dompet itu nggak ada di sana.

Lalu kuputuskan untuk menukar minuman yang aku bawa dengan minuman yang harganya  3 ribu rupiah. Aku benar – benar malu hari itu  kesan pertama yang tidak baik.

”terimaksih”

Eentah kenapa kata-kata yang ku dengar tadi diterjemahkan lain oleh otakku aku mensdengarnya sebagai kata ”kamshahamnida”

Sepanjang jalan pulang ke rumah aku senyum – senyum sendiri persis seperti orang gila. Keesokkan harinya aku kembali mampir ke toko itu dan hari itu aku tau kalo ternyata dia Indo Korea – Indonesia ayahnya orang Korea sedangkan ibunya orang Bali

Hari itu juga aku menelpon Rina untuk menceritakan semuanya.
”Rin.....Rinaaaa,.....”

”Ya..gue disini loe ngapain triak – triak sih,ne speaker hp udah nempel pas di telinga gue tau ,gue denger kok ,”

”heheh sorry sorry habisnya guwe terlalu seneng ”

”lo sehat kan Ay?”

“walafiat Rin, gue bingung mau crita dari mana dulu.”

“tarik nafas ,jlasin kwe gue palan – pelan”

”pertama loe pasti nggak percaya kalo gue dsisini ketemu pangeran dari korea yang gantengggggg banget, Mas Rino loe nggak ada apa-apanya deh”

”Sialan loe, kenapa jadi loe banding – bandingin sama Mas Rino gue”,kata Rina nggak terima.

“Kedua gue selalu pengen mampir ke toko itu cuma buat lihat dia doang, apa gue…?

“Jatuh cinta maksud loe?”

“Menurut loe? love at the first sight?”

“Mungkin,tapi lo harus bener – bener yakin dulu sama persaan loe,jangan – jangan loe naksir dia gara – gara dia orang korea doang, secara loe kan terobsesi sama apa aja yang berbau korea”

Kata - kata Rina ada benarnya juga, aku malai memikrikan apa yang dikatakan oleh Rina itu.

Hari ini class meeting jadi aku bisa pulang sekolah lebih awal. Aku mampir ke toko itu  utuk membeli  minuman dingin favoritku. Ini adalah yang ke 5 kalinya aku datang kesini kalo aku tidak salah mengingatnya. Setelah mengambil minuman aku membayarnya dengan sedikit mengobrol aku sudah pernah menceritakan ketertarikanku dengan bahasa korea dan hari ini aku memintanya untuk mengajariku beberapa kata dalam bahasa korea aku memulainya dengan pertannyaan pertama

”ayah?”

”appa”

”klo ibu?”

”amma”

”adik?

”Dongsaeng”

”Aku cinta kamu?”

”Saranghae”

Saranghae.......Sarangahae.......kata  itu berputar – putar di kepalaku sambil tetap tersenyum aku letakkan uang untuk membayar minuman tadi di meja kasir dan langsung pergi begitu saja . Belum jauh aku meninggalkan toko itu ada suara yang memanggilku, aku spontan berbalik tepat di bawah pohon trembesi yang daunnya sangat lebat. Senyum yang terkembang di bibir dan hatiku hilang seketika Sekujur tubuhku rasanya seperti kehilangan tulangnya , tenggorokkanku terasa kering ada kata – kata yang ingin keluar dari sana tapi hanya berhenti di pangkalnya saja, kurasakan mataku memanas aku benar - benar tidak percaya dengan pemandangan di depanku saat ini laki- laki yang aku lihat gagah dan jenius saat berada di belakang meja kasir sekarang berada tepat di depan mataku membawa kruk di kedua tagannya dengan kaos putih lengan pendek dan celana pendek sebatas lutut yang melayang – layang  tertiup oleh angin. YaTuhan....... Hampir saja bendungan air mataku pecah sebelum akhirnya....

 ” ini kembaliannya jangan lupa lagi ya...” sambil tersenyum lalu kemudian dia berbalik kembali masuk ke dalam toko.

Sedangkan aku tetap berdiri di tempat itu mematung untuk mendapatkan kesadaranku kembali bayangan celana pendek yang melayang – layang tertiup oleh angin kembali terlintas di benakku. Melayang dengan ringannya.......tak terasa butiran ar mataku jatuh tanpa bisa ku bendung lagi.



Here I am yeogi Here I am
Here I am naega yeogie yeogi inneunde

Here I am jigeum Here I am

Here I am jigeum yeogie naega inneunde

nal da jwodo mojara

nal beoryeodo mojara

naega neol eolmamankeum saranghaneunjireul

moreul geoya ama neon Here I am

Sabtu, 12 November 2011

sebenarnya aku,....

Aku bukan bintang yang dalam gelap malam tetap berpendar di sisi bulan dengan setia melengkapinya.Aku adalah diriku yang tidak ingin menjadi sebuah lilin yang dinyalakan hanya untuk menggantikan cahaya lampu yang mati sementara dan bukan juga lilin yang menerangi orang lain tetapi justru mati karenanya.Pada intinya aku bukan orang yang bisa kau jadikan sebagai pelarian atas kehilangn yang kau alami.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Dahulu......

Perih

Aku yang dipalu perih dan nestapa,
Tertusuk sembilu dalam derita,
Dipasung waktu, di padang kebisuan,
Tenggelam dalam lumpur kemalangan,
Rasa yang tak tersampaikan,
Dan,
Bibir hanya bisa terkatup rapat,
Bagai racun yang meresap,
Ke seluruh pembuluh darahku,

Aku lelah menggenggam asa,
Tanpa bukti yang nyata,
Saat pekat malam menampakkan wajahnya,
Kuteriakkan namanya di udara,
Dan menguap sia – sia,

Kata Cinta

Bukankah cinta memilki bahasanya sendiri yang justru tanpa berkata – kata dan dengan hanya senyum dan tatap mata dapat menyampaikan semua rasa yang selama ini terpandam dalam hati dan dengannya dapat mengalir seperti air yang beninganya dapat membasuh jiwa –jiwa yang haus karenanya.
Ialah hati yang sanggup memendam semuanya,semua rasa yang tak mungkin disandarkan pada kata – kata yang malah dengannya itu akan memberikan pengertian yang salah. Biarah hati yang menanggungnya menanggung pilu dan sakitnya tersayat sembilu hanya karena rindu dan cinta yang tiada pernah tau dari mana datangnya ,entah dari apa awalnya, yang kini nyata adalah jika bukan manis yang dikecap oleh madu cinta Maka racunlah yang akan menyesap ke seluruh pembuluh darah kita.

Senin, 26 September 2011

Seribu Gerimis

Seribu gerimis,
Seribu gerimis telah lewat
Setiap gerimis, dalam seribu itu
Aku duduk diam mematung
Mengurai memori...........


Waktu datangnya berubah setiap hari,
Kadang dia datang sebentar,
Kemudian pergi,
Kadang lama,
Baru pergi,
Tapi aroma tanah yang basah,
Selalu saja sama,
Seperti aku,
Aku masih aku yang sama,
Yang masih terserang sakit bisu
Mematung,seribu gerimis yang lalu,
    Gerimis ini,....
Dan ribuan gerimis yang akan datang,


Aku masih aku yang sama,


(inspirasi dari: "Ribuan Senja Lagi" by: S.P.R)